Masa depan industri K-pop nampaknya tidak begitu cerah mengingat jumlah peserta pelatihan (trainee) di Korea Selatan terus mengalami penurunan. Menurut data yang dirilis oleh Korea Creative Content Agency (KOCCA), jumlah trainee K-pop yang bekerja untuk agensi telah turun dari 1.895 pada tahun 2020 menjadi 1.170 pada akhir tahun 2022, atau sekitar 38,3% dalam dua tahun.
Tidak hanya jumlah trainee yang menurun, namun juga peserta pelatihan yang keluar secara sukarela dari agensi juga mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan oleh penurunan persentase trainee yang berhasil debut sebagai entertainer, yang mengalami penurunan sekitar 20% dari tahun 2016 hingga 2022.
Para peneliti percaya bahwa perubahan preferensi karir remaja menjadi penyebab utama dari kondisi ini. Dari survei yang dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, terlihat bahwa banyak remaja tidak lagi tertarik untuk menjadi penyanyi, yang merupakan tumpuan utama dalam industri K-pop.
Menurut perwakilan agensi hiburan, remaja Korea saat ini lebih tertarik pada profesi sebagai influencer, yang memiliki potensi untuk menghasilkan uang lebih cepat dan lebih pasti daripada menjadi seorang trainee di industri K-pop.
Meskipun demikian, industri K-pop terus aktif merekrut peserta pelatihan internasional dan mengadakan audisi global. Tetapi dengan tren penurunan ini, masa depan K-pop nampaknya perlu menghadapi tantangan besar dalam menarik minat generasi muda untuk bergabung dalam industri ini.