Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menjadi program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka siap diluncurkan di 190 titik yang tersebar di 26 provinsi di Indonesia. Kepala Komunikasi Kepresidenan RI Hasan Nasbi menyatakan bahwa pelaksanaan program ini dimulai pada hari ke-78 masa jabatan Presiden Prabowo. Program MBG ini merupakan tonggak sejarah bagi Indonesia, karena untuk pertama kalinya negara melaksanakan program pemenuhan gizi dalam skala nasional untuk balita, anak sekolah, santri, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat adanya 190 Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau Dapur MBG yang siap beroperasi di seluruh Indonesia. Setiap Dapur MBG dikelola oleh seorang kepala SPPG, ahli gizi, dan seorang akuntan untuk memastikan kualitas gizi dan kelancaran distribusi makanan. Dapur ini juga bertanggung jawab untuk mengawasi kebersihan, pengelolaan gizi, dan pengolahan limbah dengan ketat.
Pemerintah tidak menunggu hari libur untuk memastikan kelancaran program MBG, khususnya dalam kembalinya kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah. Saat ini, 140 UMKM terlibat dalam rantai pasok program MBG, dengan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah. Pemerintah menjamin bahwa tidak ada biaya pendaftaran untuk menjadi mitra kerja dalam program ini.
Program MBG diharapkan tidak hanya memberikan manfaat bagi penerimanya, tetapi juga menjadi penggerak ekonomi yang signifikan. Tujuan program ini adalah untuk memastikan anak-anak Indonesia tumbuh dengan kualitas unggul. Diharapkan program ini bisa menyentuh tiga juta penerima manfaat hingga Maret 2025, dan terus bertambah hingga mencapai 15 juta penerima manfaat pada akhir tahun 2025. Program ini didukung oleh alokasi anggaran sebesar Rp71 triliun dari APBN 2025, dan menjadi program pertama dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo dan Wapres Gibran.