Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa virus polio telah ditemukan di Jalur Gaza dan sekitarnya, yang memiliki risiko tinggi penularan kepada masyarakat yang sedang mengalami konflik. Virus ini terdeteksi di daerah padat penduduk dan lokasi pengungsian akibat kerusakan infrastruktur dan sanitasi yang buruk di wilayah Palestina yang terkena perang.
Ayadil Saparbekov, ketua tim kesehatan darurat WHO di Gaza dan Tepi Barat, mengkonfirmasi bahwa virus polio tipe 2 telah diisolasi dari sampel limbah di Gaza. Dia mengungkapkan bahwa risiko penyebaran virus polio sangat tinggi karena kondisi sanitasi air yang buruk di Gaza. Selain itu, ia juga mengkhawatirkan kemungkinan penyebaran internasional yang sangat tinggi.
Tim dari WHO dan UNICEF dijadwalkan tiba di Gaza untuk mengambil sampel tinja manusia guna mengevaluasi risiko terkait penemuan virus tersebut. Hasil evaluasi ini akan menjadi dasar bagi penyusunan rekomendasi kesehatan, termasuk kemungkinan dilakukannya kampanye vaksinasi massal dan pemilihan jenis vaksin serta kelompok usia yang perlu divaksinasi.
Poliomielitis adalah penyakit yang sangat menular, menyerang sistem saraf dan bisa menyebabkan kelumpuhan, terutama pada anak-anak di bawah usia 5 tahun. Tentara Israel juga akan memulai vaksinasi polio untuk semua prajurit yang bertugas di Jalur Gaza setelah virus polio ditemukan dalam sampel uji di wilayah tersebut.
Penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya vaksinasi terhadap penyakit ini, serta menjaga kebersihan dan sanitasi lingkungan untuk mencegah penyebaran virus polio yang membahayakan ini.
