Meningkatnya kasus diabetes di kalangan anak membuat banyak orang tua khawatir. Sejumlah orang mengaitkan kenaikan kasus diabetes anak dengan konsumsi susu UHT. Namun, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyatakan bahwa penyebab meningkatnya diabetes tipe 2 bukanlah karena susu UHT, melainkan karena gaya hidup yang tidak sehat.
Menurut dr Piprim, diabetes tipe 2 yang mulai banyak terjadi pada anak remaja disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat, termasuk pola makan yang banyak mengandung ultra processed food (UPF), tinggi gula, dan zat tambahan lainnya. Oleh karena itu, pola makan yang dianjurkan untuk anak agar terhindari dari risiko diabetes adalah dengan memperbanyak konsumsi real food seperti ikan, unggas, daging, dan telur. Ia juga menyarankan untuk membatasi konsumsi susu menjadi 200 ml per hari.
IDAI mencatat bahwa pasien diabetes anak umumnya berusia 10-14 tahun, dengan sekitar 46 persen dari total kasus. Gejala diabetes tipe 1 pada anak biasanya berkembang dengan cepat, antara lain meningkatnya rasa haus, sering buang air kecil, rasa lapar yang ekstrim, penurunan berat badan yang tidak disengaja, kelelahan, irritabilitas atau perubahan perilaku, dan nafas berbau buah.
Sebagai masalah kesehatan berbahaya yang banyak ditemukan di tengah masyarakat, diabetes harus ditangani sedini mungkin untuk mencegah efek yang lebih buruk di kemudian hari. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan pola makan dan gaya hidup anak agar terhindari risiko diabetes.