Pemandangan di Jalan Ikhwan Ridwan Rais, Jakarta Pusat, memprihatinkan dengan banyaknya kabel semrawut yang menggantung di atas kepala pejalan kaki dan pengguna kendaraan. Kabel hitam berseliweran tanpa arah yang jelas, beberapa sampai tersangkut di pohon atau dililit dengan kabel lain, menyebabkan risiko dan gangguan bagi masyarakat sekitar.
Sebagai contoh, Rini yang setiap hari berjalan kaki di trotoar Jalan Ikhwan Ridwan Rais menuju kantornya, merasa bahwa keberadaan kabel semrawut sangat membahayakan dan merusak pemandangan. Dia mengungkapkan bahwa kabel yang semakin turun ke bawah seiring berjalannya waktu menimbulkan potensi bahaya bagi pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya.
Rini berharap pemerintah dapat menata kembali kabel-kabel pinggir jalan dengan lebih baik. Ia mengusulkan agar kabel-kabel di Jakarta ditanam di bawah tanah untuk menghindari masalah semacam ini di masa depan. Tanggapan serupa juga dilontarkan oleh Suryo, yang merasa terganggu dan tidak nyaman dengan keberadaan kabel semrawut di daerah tersebut.
Suryo bahkan menyebutkan perbandingan kondisi penataan kabel di kawasan elite seperti Summarecon dan Galaxy yang terlihat lebih rapi dan tertata dengan baik. Dia mendorong implementasi penataan kabel di bawah tanah, seperti yang sudah banyak dilakukan di beberapa daerah lain, untuk menciptakan keamanan dan keteraturan yang lebih baik.
Kritik terhadap kabel semrawut ini semakin meningkat dengan adanya ancaman dari Pemprov DKI Jakarta untuk memotong kabel-kabel yang masih menggantung jika tidak ditertibkan dalam waktu sebulan ke depan. Hal ini menggarisbahkan urgensi penanganan masalah kabel semrawut di Jakarta demi keamanan dan kenyamanan semua pihak yang berlalu-lalang di kawasan tersebut.
