Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi penularan penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) selama arus mudik dan balik Lebaran 1445 H/2024 M. Meskipun jarang menyebabkan sakit berat, penyakit ini memiliki kecepatan penularan yang tinggi.
Menurut Juru Bicara Kemenkes dr. M Syahril, pergerakan manusia selama perjalanan mudik dapat mempercepat penyebaran penyakit, terutama di kalangan bayi dan balita. Data menunjukkan hampir 6.500 kasus HFMD hingga pekan ke-13 tahun 2024, dengan sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak dan sebagian pada orang dewasa. Jumlah kasus HFMD terbanyak terdapat di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat, Banten, DI Yogyakarta, dan Jawa Tengah.
dr. Syahril juga mengingatkan tentang peningkatan kasus flu Singapura selama musim mudik dan libur panjang. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk menjaga kesehatan dan kebersihan selama perjalanan dengan mencuci tangan, menerapkan etika batuk dan bersin, serta menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi.
Selain itu, pemudik juga diminta untuk menjaga kebersihan di kampung halaman guna mengurangi risiko demam berdarah dengue. Langkah pencegahan seperti Pemberantasan Sarang Nyamuk di kampung halaman juga disarankan untuk meminimalkan risiko penularan.
Jumlah kasus demam berdarah di Indonesia juga terus bertambah, dengan sebanyak 60.296 kasus dan 455 kematian hingga pekan ke-14 tahun 2024. Beberapa kabupaten/kota dengan kasus demam berdarah tertinggi termasuk Kabupaten Tangerang, Kota Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Lebak, dan Kota Depok. Sedangkan untuk kematian DBD, kabupaten/kota seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Jepara, Kabupaten Subang, Kabupaten Kendal, dan Kabupaten Bogor mencatat jumlah kematian tertinggi.
Untuk informasi lebih lanjut, masyarakat dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui 1500-567, SMS 081281562620, dan alamat email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan bahwa berita tersebut disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI.