27.9 C
Jakarta
Tuesday, October 15, 2024

Penyakit Jantung Semakin Banyak Menyerang Generasi Muda, Ini Faktor Penyebabnya

Penyakit jantung masih menjadi penyebab utama kematian di dunia. Menurut laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 2021, jumlah kematian akibat penyakit jantung secara global mencapai hingga 18,6 juta setiap tahunnya. Spesialis Jantung, dr. Radityo Prakoso, Sp.JP(K) menyatakan bahwa angka kematian tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 24,2 juta pada tahun 2030. Penyakit jantung iskemik merupakan penyebab kematian tertinggi di antara berbagai penyakit jantung.

“Penyakit jantung atau kardiovaskular masih menjadi berita buruk karena merupakan pembunuh nomor satu. Penyakit jantung iskemik berkontribusi terhadap 8,9 juta kematian di tahun 2019 di dunia,” kata dr. Radityo dalam acara Press Briefing Hari Jantung Sedunia 2024 oleh Kementerian Kesehatan RI.

Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang. Di Indonesia, berdasarkan Riskesdas 2018, penyakit jantung menduduki peringkat ke-2 setelah penyakit stroke, dengan perkiraan 4,2 juta orang mengidap penyakit jantung. Kasus ini meningkat 1,5 persen pada 2018 dari 0,5 persen pada 2013, dan tren penyakit jantung tidak lagi terbatas pada faktor usia.

Perilaku hidup tidak sehat seperti kurang aktivitas fisik, konsumsi makanan tidak sehat, merokok, obesitas, darah tinggi, kolesterol tinggi di usia muda, dan faktor stres, umumnya memicu penyakit jantung. Terdapat peningkatan prevalensi serangan jantung pada usia kurang dari 40 tahun setiap tahunnya sebanyak 2 persen antara tahun 2000 hingga 2016, dengan penyakit jantung koroner dominan pada rentang usia 16-50 tahun.

Penyakit jantung koroner adalah kondisi di mana pembuluh darah koroner yang menyuplai darah ke jantung mengalami kerusakan akibat sumbatan atau penyempitan akibat deposit kolesterol atau peradangan. Gejala umum termasuk nyeri dada yang menjalar ke area lain seperti leher, rahang, bahu, atau tangan kiri, keringat dingin, mual, muntah, dan kelelahan. Irama denyut jantung yang tidak stabil dapat menyebabkan jantung berhenti dan berpotensi fatal jika tidak ditangani dengan cepat.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru