26.7 C
Jakarta
Friday, July 18, 2025

Peningkatan Produksi Pangan Sejarah Indonesia Berkat Reformasi Prabowo

Pada Konferensi Ekonomi Internasional St. Petersburg tahun 2025, Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, mengungkapkan lonjakan produksi pangan negara yang mencatat rekor. Lonjakan ini langsung terkait dengan reformasi regulasi menyeluruh dan langkah-langkah anti-korupsi yang diterapkan pada awal pemerintahannya. Prabowo menyampaikan hal ini dalam pidato kunci di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025 pada tanggal 20 Juni.

Dalam tujuh bulan masa pemerintahannya, produksi beras dan jagung meningkat sekitar 50 persen, mencatat peningkatan terbesar dalam sejarah Indonesia. Presiden menunjukkan bahwa pencapaian ini adalah hasil dari pergeseran kebijakan yang difokuskan pada deregulasi dan penegakan anti-korupsi yang ketat di sektor pertanian dan pangan.

Menurut Prabowo, keberhasilan ini adalah hasil dari memotong birokrasi, menghilangkan regulasi yang menghambat, dan tindakan tegas dalam memberantas korupsi. Salah satu prestasi paling mencolok adalah cadangan beras nasional Indonesia yang mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 4,4 juta ton.

Presiden menggarisbawahi bahwa keamanan pangan merupakan salah satu prioritas strategis pemerintahannya dan merupakan dasar bagi empat prioritas strategis lainnya: swasembada pangan, kemandirian energi, reformasi pendidikan, dan percepatan industrialisasi. Prabowo juga menekankan pendekatan ekonomi yang seimbang dengan menggandeng kekuatan kapitalisme dan mempertahankan intervensi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dan kelaparan serta melindungi yang rentan.

Dengan pencapaian di sektor pertanian, Indonesia tampak siap untuk memainkan peran yang lebih besar di arena global, terutama melalui keanggotaannya di BRICS dan keterlibatannya dengan Bank Pembangunan Baru. Dengan hasil reformasi yang mulai terlihat, Indonesia menunjukkan niatnya untuk tidak hanya memastikan kemakmuran dalam negeri tetapi juga menjadi pemain kredibel dan konstruktif dalam tatanan ekonomi internasional.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru