Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) menegaskan bahwa mereka tidak memiliki kontrol atas siapa yang diusulkan untuk masuk dalam daftar tokoh paling korup di dunia, termasuk nama mantan presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang muncul dalam daftar tersebut. Menurut OCCRP, para tokoh dimasukkan ke dalam daftar “finalis” berdasarkan dukungan daring yang mereka peroleh dari seluruh dunia dan alasan yang mendukung keikutsertaan mereka. Meskipun tidak ada bukti yang menunjukkan keterlibatan Jokowi dalam tindakan korupsi demi keuntungan pribadi selama menjabat sebagai presiden, OCCRP menyatakan bahwa beberapa kelompok masyarakat sipil dan pakar berpendapat bahwa pemerintahan Jokowi telah melemahkan Komisi Pemberantasan Korupsi Indonesia. Kritik juga ditujukan kepada Jokowi atas dugaan merusak lembaga pemilu dan peradilan Indonesia. Walau begitu, OCCRP menegaskan bahwa tujuan mereka membuat daftar ini adalah untuk mengakui keberadaan kejahatan dan korupsi. Dalam proses nominasi, OCCRP berkomitmen untuk melanjutkan upaya transparansi dan inklusivitas.