Sebuah penelitian baru telah menemukan gen unik yang dimiliki oleh penduduk Papua Nugini, yang mewarisi DNA langka dari Denisovan, spesies manusia purba yang telah punah. Gen Denisovan ini diketahui memberikan penduduk Papua Nugini sistem kekebalan tubuh yang kuat, memungkinkan mereka melawan infeksi penyakit.
Studi ini juga menemukan bahwa penduduk dataran tinggi dan dataran rendah di Papua Nugini telah mengembangkan mutasi berbeda untuk beradaptasi dengan lingkungan yang sangat berbeda. Selama lebih dari 50.000 tahun, penduduk Papua Nugini telah terisolasi, menyebabkan gen Denisovan terwariskan dengan unik pada mereka.
Papua Nugini memiliki wilayah yang didominasi oleh pegunungan terjal yang menantang, serta penyakit menular yang menyebabkan lebih dari 40% kematian penduduk di negara tersebut. Oleh karena itu, adaptasi biologis dan budaya menjadi penting bagi penduduk setempat, dengan populasi Papua Nugini menjadi penelitian adaptasi genetik yang menarik.
Studi ini menunjukkan bahwa manusia modern pertama kali tiba di Papua Nugini sekitar 50.000 tahun yang lalu dan melakukan perkawinan silang dengan Denisovan, membawa hingga 5% DNA Denisovan dalam genom mereka. Analisis genom juga menemukan bahwa mutasi dari Denisovan meningkatkan jumlah sel kekebalan dalam darah penduduk dataran rendah, sementara penduduk dataran tinggi mengalami mutasi yang membantu mengurangi hipoksia di ketinggian.
Temuan ini menunjukkan bahwa gen Denisovan telah dipilih selama evolusi untuk membantu manusia melawan infeksi di dataran rendah, di mana patogen menyebar luas. Studi ini diterbitkan dalam jurnal Nature Communications pada April 2024.
Dengan demikian, penduduk Papua Nugini memiliki sejarah genetik yang unik dan menarik, memberikan wawasan penting tentang adaptasi manusia terhadap lingkungan yang beragam.