
Kasus pembunuhan dan pemerkosaan berantai di Korea Selatan akhirnya terungkap setelah 33 tahun penyelidikan. Pada awalnya, aksi kejahatan ini terjadi di Hwaseong antara 1986 dan 1991, dengan 10 perempuan menjadi korban. Polisi menghadapi kesulitan dalam mengungkap pelaku karena keterbatasan teknologi penyelidikan pada saat itu. Namun, pada tahun 2019, setelah penyelidikan dengan menggunakan teknologi pencocokan DNA terbaru, pelaku bisa diidentifikasi sebagai Lee Chun-jae.
Lee telah mengakui 14 pembunuhan, termasuk kasus di Hwaseong, serta sekitar 30 pemerkosaan dan percobaan pemerkosaan. Namun, dia tidak bisa diadili lagi atas kasus Hwaseong karena sudah kedaluwarsa pada tahun 2006. Meskipun demikian, Lee masih dipenjara seumur hidup atas kasus pembunuhan saudara iparnya pada tahun 1994. Beberapa kesalahan juga terjadi selama penyelidikan, termasuk kesalahan dalam mengidentifikasi golongan darah Lee, yang menyebabkan seorang yang tidak bersalah harus mendekam di penjara selama 19,5 tahun.
Meskipun terbukti bersalah, Lee menyampaikan permintaan maaf dan mempertanyakan mengapa dia tidak tertangkap lebih awal. Dia menyebut alasan pandai menyembunyikan jejak dan keterbatasan teknologi penyelidikan saat itu sebagai faktor penyebabnya. Keseluruhan kasus ini memberikan pelajaran bagi kepolisian Korea Selatan tentang pentingnya teknologi dan keterampilan investigasi yang mutakhir dalam menyelesaikan kasus kejahatan yang rumit.