Singapura akan menggelar pemungutan suara pada 3 Mei 2025 setelah Presiden Tharman Shanmugaratnam membubarkan parlemen negara kota itu pada Selasa lalu (15/4/2025). Menurut Departemen Pemilihan Negara, Hari Pencalonan akan jatuh pada 23 April 2025. Para calon kandidat akan datang untuk menyerahkan berkas pemilihan mereka pada Hari Pencalonan, Rabu (23/4/2025), menjelang sembilan hari kampanye dan satu “hari tenang” sebelum pemungutan suara. Pemilihan ini merupakan yang ke-14 sejak Singapura merdeka dan yang pertama bagi Lawrence Wong sebagai perdana menteri, menggantikan Lee Hsien Loong.
Partai Aksi Rakyat (People’s Action Party) yang berkuasa diperkirakan akan menghadapi tantangan untuk memperebutkan seluruh 97 kursi parlemen. Kekhawatiran pemilih menjelang pemilihan ini meliputi biaya hidup, pekerjaan, serta pengangguran, menurut survei pada Januari lalu yang dilaporkan oleh CNA. PAP telah memerintah Singapura sejak kemerdekaannya pada tahun 1965. Dalam pemilihan umum terakhir pada tahun 2020, partai tersebut memenangkan 61,24% suara, dan memperoleh 83 dari 93 kursi parlemen yang tersedia.
Singapura saat ini sedang melonggarkan kebijakan moneternya karena negara-kota itu menghadapi pertumbuhan nol tahun ini. Partai Pekerja atau Workers’ Party (WP) kemungkinan akan berusaha memenangkan sedikitnya 30 kursi di wilayah timur sambil mempertahankan kursi tunggalnya di Hougang dan sembilan kursi di GRC Aljunied dan Sengkang. WP tampaknya akan bertarung di lima daerah pemilihan lainnya, termasuk GRC Punggol yang baru. Partai Kemajuan Singapura (The Progress Singapore Party/PSP) akan mengajukan kandidat di sedikitnya lima daerah pemilihan. Perjalanan menuju pemilihan umum 3 Mei 2025 di Singapura tampaknya akan menarik untuk diikuti.