Pembangunan infrastruktur transportasi udara di Indonesia mengalami kemajuan signifikan dalam 10 tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo. Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, pembangunan ini bertujuan untuk meningkatkan konektivitas, aksesibilitas, dan mobilitas masyarakat, serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Selama periode pemerintahan Presiden Jokowi, Indonesia berhasil membangun 27 bandara baru di berbagai daerah, termasuk di daerah terluar, terpencil, tertinggal, dan perbatasan. Selain itu, Kementerian Perhubungan juga melakukan rehabilitasi dan pengembangan 64 bandara di berbagai wilayah dengan memperpanjang landasan pacu, memperluas gedung terminal, dan merehabilitasi fasilitas lainnya.
Program besar lain yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan adalah penyelenggaraan angkutan udara perintis untuk mendukung konektivitas dan mengurangi disparitas harga kebutuhan masyarakat di daerah terpencil. Saat ini, terdapat 41 rute jembatan udara dan 220 rute angkutan udara perintis yang tersebar di seluruh Indonesia.
Menteri Budi Karya Sumadi juga menekankan pentingnya rehabilitasi dan pengembangan bandara untuk meningkatkan standar pelayanan dan keselamatan penerbangan. Penyediaan jembatan udara di daerah terpencil juga sangat penting untuk meningkatkan aksesibilitas dan memudahkan masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan sehari-hari dengan harga terjangkau.
Selain itu, dunia penerbangan Indonesia juga mendapatkan berkah dengan berlakunya Flight Information Region (FIR) Jakarta untuk ruang udara di atas Kepulauan Riau-Natuna yang sebelumnya dikendalikan oleh Singapura, kini resmi diatur oleh Indonesia. Hal ini dianggap sebagai langkah positif yang akan meningkatkan penerimaan negara.
Di masa depan, sektor transportasi udara harus menerapkan konsep berkelanjutan dengan memikirkan pemanfaatan teknologi baru dan inovasi untuk menciptakan transportasi udara yang lebih efisien dan tetap mengutamakan keselamatan penumpang.