Dua mahasiswa Hotel Management Petra Christian University (PCU), Cleary Budiman dan Davin Varian Ikwanto Koean, berhasil menghasilkan wine unik dari pepaya Bangkok. Inovasi ini tidak hanya memberikan variasi baru dalam kuliner, tetapi juga menjadi solusi untuk mengurangi limbah pertanian karena panen berlebih. Indonesia, sebagai negara tropis dengan produksi buah melimpah, sering mengalami masalah penyebaran buah pepaya Bangkok yang tidak termanfaatkan. Cleary dan Davin berusaha mengubah situasi ini dengan menciptakan produk bernilai tinggi.
Melalui riset dan eksperimen, Cleary dan Davin berhasil menciptakan fruit wine dengan rasa khas, manis, rendah asam, dan tekstur yang unggul dari buah pepaya Bangkok. Meskipun wine biasanya terbuat dari anggur, namun buah-buahan lain yang mengandung glukosa, seperti pepaya, juga bisa diolah menjadi wine. Proses pembuatan wine ini melibatkan bahan-bahan sederhana seperti pepaya matang, gula pasir, air, dan ragi.
Dosen pembimbing mereka, Hanjaya Siaputra, melihat potensi besar dari inovasi ini untuk masyarakat, terutama di daerah produsen pepaya seperti Desa Sugihwaras, Kediri. Wine dari pepaya Bangkok ini dijual oleh Cleary dan Davin seharga Rp150 ribu per botol 750ml. Harapannya, inovasi ini bukan hanya memberi kontribusi pada perekonomian masyarakat, tetapi juga memotivasi pengelolaan hasil panen yang lebih baik.
Inovasi ini membuktikan bahwa dengan kreativitas dan riset yang tepat, limbah pertanian bisa diubah menjadi produk bernilai tinggi. Wine dari pepaya Bangkok ini tidak hanya menjadi alternatif minuman eksklusif, tetapi juga memberikan solusi cerdas dalam mengelola hasil panen buah yang melimpah di Indonesia.