Hajar Aswad adalah batu mulia surga berwarna hitam yang terletak di salah satu sudut Ka’bah dekat pintu emas. Batu istimewa ini menjadi tujuan utama bagi umat Islam, terutama para jemaah haji atau umrah dari seluruh dunia.
Menurut laman NU Online, Hajar Aswad awalnya berwarna putih seperti susu yang turun dari surga. Namun, batu mulia ini berubah warna menjadi hitam karena menyerap dosa-dosa umat manusia di Bumi, sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan dari Ibn Abbas.
Seiring dengan keistimewaan Hajar Aswad, ilmuwan pun mencoba mencari tahu fakta dan jawaban sains terkait asal-usul batu tersebut. Beberapa temuan ilmuwan mengatakan bahwa Hajar Aswad mirip dengan batu akik, sementara yang lain menyebutnya mirip dengan batuan meteor.
Para ahli meyakini bahwa jika Hajar Aswad benar-benar berasal dari surga, maka kategorisasi sebagai batu meteor atau meteorit adalah yang paling mendekati. Di sekitar Ka’bah, tempat Hajar Aswad berada, ditemukan jejak-jejak meteorit.
Sebuah studi pada tahun 1980 menemukan kawah tumbukan meteor yang disebut Wabar di Al-Hadidah. Pecahan meteor di sekitar kawah tersebut terbentuk dari peleburan pasir dan silika yang bercampur dengan nikel, yang menghasilkan lapisan warna putih di dalam batu dan cangkang hitam di luar.
Meskipun terdapat kelemahan pada teori bahwa Hajar Aswad berasal dari batu meteor, namun sejauh ini teori tersebut masih menjadi yang paling dekat. Hal ini menunjukkan bahwa penjelasan sains mengenai perubahan warna dan asal-usul batu ini lebih masuk akal daripada penerapan dosa-dosa manusia kepadanya.
Dengan demikian, Hajar Aswad yang dikaitkan dengan perubahan warna dan keindahannya memiliki penjelasan yang dapat diungkapkan secara ilmiah. Artinya, batu ini memiliki karakteristik yang berasal dari meteor dan tertutupi oleh lapisan batuan berwarna hitam, bukan karena penyerapan dosa-dosa manusia.