Tanaman kapur barus, atau dikenal dengan sebutan kamper, ternyata memiliki kaitan langsung dengan ayat suci Al-Quran. Dikatakan bahwa air dari tanaman ini merupakan salah satu air yang dimaksud dalam Surat Al-Insan ayat ke-5, di mana Allah berjanji kepada “orang-orang yang berbuat kebajikan akan minum dari gelas yang berisi minuman bercampur air kafur.”
Namun, tanaman kamper yang dimaksud dalam konteks ini bukanlah pewangi kecil yang dikenal saat ini. Tanaman kamper yang disebut dalam Al-Quran adalah tanaman asli Arab yang disebut Dryobalanops aromatica. Tanaman ini memiliki ciri khas wangi yang khas dan dapat dijadikan minuman yang menyehatkan tubuh.
Meskipun demikian, penduduk Arab tidak mudah mengakses tanaman kamper ini karena tidak tumbuh di daerah mereka. Oleh karena itu, mereka melakukan perjalanan ke wilayah timur bumi, yang kini dikenal sebagai Indonesia, untuk mendapatkan tanaman tersebut. Para pedagang Arab mengetahui bahwa pusat tanaman kamper berada di Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatera, setelah menjalin hubungan perdagangan dengan wilayah itu.
Para pedagang Arab menyebut Barus, di Sumatera, sebagai pelabuhan penting yang mengangkut berbagai komoditas, termasuk kamper. Mereka melakukan perjalanan jauh dari Arab ke Sumatera karena kamper yang dihasilkan di Barus memiliki kualitas yang tinggi dan diminati di pasar internasional. Dengan demikian, Barus berkembang menjadi pelabuhan penting dan terkenal di Sumatera.
Kehadiran para pedagang Arab di Barus tidak hanya bermotif perdagangan, tetapi juga membawa agama Islam ke wilayah tersebut. Islamisasi terhadap penduduk lokal di tempat-tempat kedatangan kapal Arab, seperti Barus, Thobri, dan Haru, mulai terjadi pada abad ke-7 Masehi. Para pedagang Muslim di Barus berhasil membangun jaringan perdagangan yang menghubungkan dunia Arab dengan Indonesia, sehingga membuat nama Tanah Air sudah terkenal sejak zaman dahulu.