Kelas Menengah Indonesia Siap-siap Menderita akibat Kenaikan PPN menjadi 12%
Perekonomian warga kelas menengah di Indonesia sedang mengalami tekanan akibat kenaikan harga pangan yang menyebabkan inflasi. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2024, kondisi ekonomi kelas menengah semakin tertekan akibat kenaikan harga pangan.
Kenaikan harga membuat penghasilan warga Indonesia habis hanya untuk kebutuhan makanan dan minuman, sehingga sebagian dari mereka terpaksa menggunakan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyatakan bahwa tekanan ini terlihat dari data Mandiri Spending Index (MSI). Pengeluaran masyarakat saat ini lebih terfokus pada kebutuhan supermarket sebagai tempat belanja makanan dan minuman.
Data MSI menunjukkan bahwa porsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk kebutuhan makan minum pada tahun 2024 melonjak tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi makanan terus meningkat, yang berdampak pada porsi penghasilan yang digunakan untuk kebutuhan makan dan minum naik hingga 26% pada Mei 2024.
Andry juga mengungkapkan bahwa kelompok yang paling tertekan dalam hal daya belinya adalah kelas menengah dan kelas bawah. Sementara kelompok menengah-bawah mengalami stagnasi dalam indeks belanja, yang berarti penghasilan mayoritas kelompok ini tergerus oleh kenaikan harga bahan pangan.
Di sisi lain, kelompok atas justru mengalami kenaikan tabungan dengan daya beli yang terjaga. Kenaikan tabungan kelompok ini didorong oleh pendapatan dari investasi di saham dan obligasi.
Secara keseluruhan, kenaikan harga pangan dan inflasi telah memberikan dampak yang signifikan bagi kelas menengah Indonesia. Terpaksa menggunakan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari telah menjadi realitas yang harus dihadapi oleh sebagian besar masyarakat kelas menengah.