Sejumlah fakta baru terkuak terkait kematian MIP, seorang kepala cabang bank BUMN yang disandera dan dibunuh oleh sekelompok orang. Polisi mengungkap bahwa MIP bukanlah target yang ditentukan sebelumnya, namun justru menjadi korban secara kebetulan. DH, yang memimpin kelompok tersebut, sebelumnya berusaha mencari kepala cabang bank yang biasa terlibat dalam kegiatan ilegal dengan mereka. Namun, usaha untuk menemukan target itu tidak membuahkan hasil selama sekitar satu bulan.
Kemudian, salah satu anggota kelompok, C alias K, mendapatkan kartu nama milik MIP yang dikirimkan ke DH. Dari situlah, mereka mulai melacak keberadaan MIP dan memantau aktivitasnya di kantor. Meskipun gagal mencari rumah korban, mereka tetap memantau dan mengikuti MIP hingga pada akhirnya memutuskan untuk menculiknya. Namun, rencana untuk membawa MIP ke tempat persembunyian gagal karena lokasi yang dijanjikan sudah ditempati oleh orang lain.
Akibatnya, MIP tetap berada dalam mobil hitam Fortuner dan tidak dibawa ke tempat persembunyian. Jika MIP bersedia, tim IT yang disiapkan oleh C alias K akan membawanya ke bank untuk melakukan transaksi ilegal. Hal ini berdasarkan hasil penyelidikan bahwa ada kesalahpahaman antara para pelaku terkait lokasi posko yang seharusnya disediakan untuk melakukan kejahatan mereka. Selain itu, motif sebenarnya dari pembunuhan ini juga masih dalam tahap penyelidikan lebih lanjut.