Peringatan Ke-119 Puputan Badung di Kota Denpasar, Bali, menyiratkan momen kebangkitan setelah bencana yang terjadi. Peringatan tersebut didasari oleh peristiwa heroik Rakyat Bali, terutama dari Kerajaan Badung yang melakukan pertempuran sengit melawan penjajah Belanda pada 20 September 1906. Peristiwa ini memperlihatkan dedikasi dan idealisme tinggi Raja Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, serta semangat perjuangan Bali dalam mempertahankan tanah kelahiran mereka.
Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, menekankan pentingnya memaknai nilai-nilai kepahlawanan dari para pejuang Puputan Badung untuk dijadikan inspirasi dalam kehidupan sehari-hari dan memperkuat semangat dalam membangun pasca-bencana banjir yang melanda Kota Denpasar. Semangat dari Puputan Badung dengan konsep Mati Tan Tumut Pejah hadir sebagai dorongan untuk terus bangkit dan pulih dari bencana.
Acara peringatan Puputan Badung terdiri dari berbagai rangkaian, dimulai dari pembacaan sejarah singkat peristiwa heroik pada tahun 1906, hingga penancapan Keris Puputan Badung sebagai simbol keberanian dan semangat juang. Spirit perjuangan yang ditunjukkan oleh para pahlawan dan pejuang terdahulu diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi generasi saat ini dalam mengisi kemerdekaan dan membangun masa depan yang lebih baik. Penanaman Keris Pusaka oleh Wakil Wali Kota Denpasar dan Panglingsir Puri se-Kota Denpasar menjadi momen puncak acara, menandakan kesatuan dan kebersamaan dalam mengenang perjuangan leluhur.