Saat merayakan Hari Raya Idul Fitri, banyak orang memiliki kebiasaan kumpul Lebaran dengan keluarga besar. Momennya bisa menjadi ajang yang menggembirakan karena memungkinkan untuk menjalin silaturahmi dengan sanak saudara. Namun, kumpul Lebaran dengan keluarga besar juga dapat menjadi menjengkelkan jika muncul pertanyaan seperti “Kapan nikah?” atau “Mana, nih, calonnya (suami atau istri)?”
Psikolog sosial, Regina Navira Pratiwi, mengatakan bahwa cara terbaik untuk menjawab pertanyaan terkait pernikahan dari keluarga adalah dengan sikap yang netral terhadap pertanyaan tersebut. Menurut Regina, penerima pertanyaan sebaiknya menganggap bahwa “Kapan nikah?” adalah pertanyaan yang sama dengan pertanyaan lainnya dan meresponsnya dengan jawaban yang netral.
Regina menekankan pentingnya menjawab pertanyaan tersebut dengan cara yang netral dan objektif serta meminta doa yang terbaik dari orang yang bertanya atau mengalihkan topik pembicaraan ke hal lain. Hal ini dikatakan sebagai mekanisme pertahanan diri untuk menyelamatkan diri dari situasi yang tidak nyaman.
Regina juga menyarankan agar setiap individu memahami batasan dalam bersosialisasi dan bertindak secara bijak dalam berkomunikasi, dengan memikirkan perasaan orang lain sebelum berbicara. Sebagai gantinya, disarankan untuk membuka topik yang menyenangkan seperti hobi, daripada bertanya hal-hal yang terlalu personal dan membuat orang lain tidak nyaman.
Dengan sikap yang bijak dan penuh kesadaran, diharapkan pertemuan dengan keluarga bisa berjalan lancar dan menyenangkan tanpa membuat orang lain merasa terganggu.