Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara Nusantara, Bambang Susantono, menjelaskan rencana pendirian pusat riset Stanford University di Ibu Kota Negara (IKN), Kalimantan Timur. Penjelasan ini disampaikan dalam rapat kerja dengan Komisi II DPR RI.
Bambang menyebut bahwa pendirian pusat riset merupakan langkah awal dalam pendirian sebuah kampus. Proses pendirian kampus Stanford di IKN diperkirakan akan dilakukan dalam 2-3 tahun mendatang, setelah evaluasi kondisi yang ada.
Pusat riset tersebut akan menjadi tempat bagi para peneliti, tidak hanya dari Stanford, tetapi juga dari universitas lain seperti Leiden, Delft, dan Australia. OIKN akan mengevaluasi kelayakan keberadaan kampus di wilayah tersebut, dengan mempertimbangkan potensi orang-orang yang akan pindah ke IKN dan daerah sekitarnya.
Sebelumnya, OIKN telah menandatangani kesepakatan MoU dengan Stanford University pada 15 November 2024. MoU tersebut melibatkan komitmen dari Stanford dan para alumninya untuk membangun pusat riset dengan standar internasional di IKN.
Selain Stanford, universitas asal Belanda seperti Delft University dan Erasmus University juga akan bekerja sama dalam pendirian pusat riset di IKN. Selain itu, enam kampus negeri di Indonesia juga telah berkomitmen untuk membangun pusat riset.
Langkah tersebut dianggap sebagai transformasi nyata dalam pembangunan IKN, dengan melibatkan universitas kelas dunia. Selain itu, pengembangan Nusantara diharapkan dapat meningkat dari berbagai aspek dengan adanya riset-riset yang dilakukan di IKN.
Deputi Teknologi Hijau dan Digital OIKN, Prof. Ali Berawi, menegaskan bahwa pengembangan Nusantara di IKN diprioritaskan dari berbagai aspek, termasuk sosial dan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Dengan melibatkan universitas internasional, diharapkan IKN dapat tumbuh sebagai kota cerdas, hijau, dan berkelanjutan.
