Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan para ahli gizi dunia memperhatikan permasalahan kurang gizi pada ibu hamil di Indonesia. Menkes Budi berharap agar kebutuhan gizi ibu hamil terpenuhi untuk mencegah berbagai masalah kehamilan seperti anemia, yang dapat meningkatkan risiko berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting.
Menkes Budi menjelaskan bahwa angka anemia pada ibu hamil di Indonesia mencapai 27 persen, yang sangat tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut, Menkes Budi bersama WHO dan UNICEF merekomendasikan penggunaan suplemen Multiple Micronutrient Supplementation (MMS) bagi ibu hamil guna memenuhi kebutuhan nutrisi mereka.
Menkes Budi menegaskan pentingnya penggunaan MMS berdasarkan rekomendasi WHO. Ia juga menambahkan bahwa MMS telah terbukti dapat mengurangi risiko yang menyertai kehamilan, seperti BBLR dan stunting.
Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Maria Endang Sumiwi menjelaskan bahwa setiap tablet MMS mengandung 10 vitamin dan 5 mineral yang penting bagi ibu hamil. Nutrisi tersebut antara lain vitamin A, D, E, C, B1, B2, niasin, B6, B12, asam folat, zat besi, zinc, tembaga, selenium, dan iodin.
Program MMS ini diluncurkan pada tahun 2024 dan akan dimulai di 209 kabupaten/kota di 15 provinsi terpilih. Program ini juga didukung oleh riset implementasi dari berbagai universitas di Indonesia.
Menkes Budi menyarankan agar ibu hamil mengonsumsi MMS selama 6 bulan masa kehamilan untuk mengurangi risiko BBLR dan stunting. Program MMS ini juga telah didukung oleh berbagai kebijakan pemerintah untuk memastikan kelangsungan program ini di masa mendatang.