26.7 C
Jakarta
Thursday, November 7, 2024

Menggali Makna Dalam Hidangan Idul Fitri Khas Lumajang

Ternyata, di balik makanan khas Lumajang yang disajikan selama perayaan Hari Raya Idul Fitri, terdapat makna filosofi yang dalam. Kota Lumajang, yang kaya akan budaya di Jawa Timur, memiliki tradisi hidangan khas yang tidak ternilai harganya.

Lepet, kupat, dan lontong adalah tiga hidangan khas yang selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Lumajang. Filosofi di balik ketiga hidangan ini menceritakan tentang kebersamaan, kesederhanaan, dan syukur.

Lepet, terbuat dari ketan yang dibungkus dengan daun pisang dan dikukus, menawarkan rasa manis yang lembut dan tekstur yang kenyal. Kata “lepet” berasal dari “silep” yang mengacu pada tindakan mengubur atau menyimpan, serta “rapet” yang merujuk pada kekompakan atau kepadatan. Peribahasa terkenal terkait dengan lepet, “mangga dipun silep ingkang rapet,” mengandung makna ‘mari kita kubur dengan rapat’. Lepet juga mengandung simbol kesucian dan kebersihan, sering digunakan sebagai gantungan untuk mengusir energi negatif.

Kupat, yang terbuat dari nasi yang dimasak dalam anyaman janur kelapa, melambangkan kesederhanaan dan kesucian. Proses memasaknya yang butuh kesabaran dan ketelatenan menekankan pentingnya nilai-nilai kesederhanaan dalam kehidupan. Bentuk segitiga dari kupat melambangkan ketulusan hati dan kesucian dalam menjalani hidup.

Lontong, hidangan nasi yang dibungkus dengan daun pisang dan dikukus, juga menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Idul Fitri di Lumajang. Filosofi di balik lontong mengajarkan tentang syukur dan keberlimpahan, dengan proses pembungkusannya yang melindungi nasi dari kerusakan mengajarkan kita untuk bersyukur atas rezeki yang melimpah.

Dengan mempertahankan tradisi memasak lepet, kupat, dan lontong saat Idul Fitri, masyarakat Lumajang tidak hanya menikmati hidangan lezat tersebut, tetapi juga meneruskan warisan budaya dan memahami filosofi yang tersembunyi di balik setiap hidangan. Lebih dari sekadar makanan, tradisi ini mengajarkan kita untuk menghargai kebersamaan, kesederhanaan, dan syukur dalam kehidupan sehari-hari.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru