Belanja Online Juga Bisa Menjadi Latte Factor jika Tidak Bijak
Latte factor, menurut David Bach dalam bukunya yang berjudul The Latte Factor, adalah pengeluaran-pengeluaran kecil yang bisa membuat tekor keuangan kita. Salah satu contoh dari latte factor ini adalah kebiasaan boros generasi jaman sekarang yang senang menghabiskan waktu dan uang dengan membeli kopi di café. Ternyata, berbelanja secara online juga punya sisi latte factor yang jarang disadari.
Biaya ongkos kirim merupakan salah satu contoh dari latte factor saat berbelanja online. Saat berbelanja barang melalui marketplace atau e-commerce, biaya ongkos kirim bisa cukup besar, terutama ketika berbelanja dari beberapa toko berbeda. Kesempatan untuk mendapatkan promo gratis ongkir harus dilihat dengan bijak, dan memaksimalkan penggunaan voucher gratis ongkirnya.
Selain itu, biaya transfer antar bank dan aplikasi e-wallet juga bisa menjadi latte factor. Biaya administrasi saat mentransfer uang berkali-kali dalam sebulan bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Untuk menghindari hal ini, pengguna dapat menentukan jumlah saldo yang ingin diisi, menggunakan aplikasi transfer antar bank yang menggratiskan biaya administrasi, atau membatasi pengisian saldo e-wallet hanya sekali dalam sebulan.
Layanan pesan antar makanan online juga bisa menimbulkan pemborosan jika dilakukan secara berlebihan. Harga makanan di aplikasi pesan antar umumnya lebih mahal, dan biaya pengantaran makanan juga bisa cukup tinggi. Untuk menghindari latte factor ini, pengguna dapat memanfaatkan promo potongan harga yang tersedia di aplikasi pesan antar makanan, atau belajar memasak sendiri di rumah.
Dengan bijaksana dalam bertransaksi secara online, pengguna dapat menghindari latte factor dan mengalihkan pengeluaran yang seharusnya tidak perlu ke hal yang lebih penting, seperti memiliki asuransi kesehatan. Misalnya, dengan memiliki asuransi kesehatan Avrist Simple Start yang terjangkau namun manfaatnya sangat jelas. Dengan premi yang terjangkau, asuransi ini dapat melindungi dari risiko kesehatan, sehingga sangat penting untuk bijak dalam berfinansial.
