27.3 C
Jakarta
Thursday, November 7, 2024

Mengapa Orang Miskin Lebih Cenderung Membeli Rokok daripada Beras dan Telur

Pembelian rokok terus dilakukan oleh masyarakat miskin atau mereka kategori kelas menengah ke bawah. Mereka yang susah payah mencari uang untuk hidup sehari-hari lebih memilih membeli rokok dibanding makanan bergizi. Dengan harga yang sama seperti rokok, yakni Rp30.000, masyarakat sebenarnya bisa saja membeli telur, sayur-sayuran, dan beras. Lalu, apa alasan sebenarnya di balik keputusan pembelian rokok oleh masyarakat miskin?

Perlu diketahui, permasalahan seperti ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di belahan bumi lain seperti Amerika Serikat (AS). Pada tahun 2008, perusahaan konsultan Gallup Poll melakukan survey terhadap 75.000 perokok di AS. Hasilnya menunjukkan bahwa orang yang berpenghasilan kurang dari US$ 24.000 setahun lebih banyak menghisap rokok ketimbang orang berpenghasilan lebih dari US$ 90.000 setahun.

Menurut Professor Standford University, Keith Humphreys, lingkungan merupakan salah satu faktor utama dalam keputusan pembelian rokok. Orang-orang kaya perokok memiliki akses yang lebih besar terhadap dukungan lingkungan untuk berhenti merokok, sedangkan hal ini tidak terjadi di kelompok kelas bawah. Selain itu, masalah depresi juga turut berperan dalam keputusan pembelian rokok. Rokok memberikan efek dopamin yang membuat tubuh merasa lebih bahagia, tenang, dan senang, sehingga orang kelas bawah memilih merokok untuk terlepas dari depresi.

Tak hanya itu, faktor psikologis juga memengaruhi keputusan pembelian rokok. Masyarakat miskin cenderung mengalokasikan lebih banyak uang untuk barang konsumtif yang memberikan kesan kemewahan, seperti membeli rokok. Hal ini karena mereka tidak mampu membeli barang-barang mewah seperti yang dimiliki orang kaya.

Perusahaan rokok juga turut berperan dalam peningkatan konsumsi rokok di kalangan orang miskin dengan menargetkan pasar berpenghasilan rendah dan kaum muda. Dengan demikian, keputusan pembelian rokok oleh masyarakat miskin tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan ekonomi, tetapi juga oleh faktor psikologis dan strategi pemasaran perusahaan rokok itu sendiri.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru