Surabaya (beritajatim.com) – Ketika marah, beberapa orang cenderung menangis sebagai ekspresi emosional. Menangis dapat dipicu oleh respons fisik dan psikologis yang kompleks. Marah adalah emosi yang memicu berbagai respons fisik dalam tubuh, dimana tubuh merespons emosi yang berlebihan dengan menangis sebagai cara untuk meredakan ketegangan emosional.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa menangis dapat membantu seseorang mengatasi emosi negatif dan mengontrol emosi. Tangisan bisa menjadi mekanisme alami untuk mengatur emosi dan melepaskan perasaan frustrasi. Ketika seseorang menangis saat marah, mereka mungkin merasa lebih lega dan mampu berpikir lebih jernih setelahnya.
Air mata mengandung bahan kimia yang dapat membersihkan mata dan melindungi tubuh dari iritasi. Ketika seseorang marah, perubahan kimia dalam tubuh dapat merangsang produksi air mata sebagai respons terhadap tekanan fisik yang disebabkan oleh emosi yang intens.
Selain itu, emosi marah juga dapat memicu pelepasan hormon-hormon tertentu seperti kortisol dan adrenalin. Hormon-hormon ini mempengaruhi sistem saraf dan merangsang respons fisik tubuh, termasuk produksi air mata. Ketika hormon stres dilepaskan dalam jumlah besar, tubuh berusaha untuk menyeimbangkan diri dengan memproduksi air mata sebagai cara untuk mengurangi tekanan fisik yang diakibatkan oleh kemarahan.
Dengan demikian, menangis saat marah sebenarnya adalah respons alami tubuh dalam mengelola emosi yang kompleks. Tangisan dapat membantu meredakan stres, mengatasi emosi negatif, dan menyeimbangkan perubahan kimia dalam tubuh. Jadi, menangis saat marah bukanlah tanda kelemahan, tetapi cara tubuh kita untuk mengatur emosi yang intens. (fyi/ian)