Badan Peradilan Agama dan Mahkamah Agung mencatat bahwa jumlah kasus perceraian di Indonesia mencapai sekitar 463 ribu sepanjang tahun 2024. Penyebab dari tingginya angka perceraian tersebut bervariasi, mulai dari pertengkaran, masalah ekonomi, hingga kasus KDRT dan perselingkuhan.
Menurut Psikolog dan Seksolog Klinis, Zoya Amirin, tingginya angka perceraian dapat disebabkan oleh kurangnya pemahaman terhadap tujuan dan kesiapan pasangan dalam menjalani pernikahan. Kesiapan mental, kesamaan visi-misi, dan kondisi keuangan yang matang sangat penting agar pasangan suami-istri dapat mengatasi berbagai masalah di dalam rumah tangga.
Aulia Akbar, Pakar Keuangan CNBC Indonesia, menyebutkan bahwa persoalan keuangan juga merupakan faktor krusial dalam perceraian. Sumber pendapatan dan pengelolaan keuangan yang tidak seimbang dapat memicu pertikaian di rumah tangga.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai persoalan yang menyebabkan perceraian, dapat disimak dialog antara Shinta Zahara, Aulia Akbar, dan Zoya Amirin dalam acara Investime, CNBC Indonesia pada tanggal 19 Agustus 2024.
