Makkah, 27 Juni 2024
Apakah suhu panas berhubungan dengan kebutuhan konsumsi oralit?
Lapisan mukosilia, yang terdiri dari lendir (mukus) dan silia (bulu getar), sangat penting dalam melindungi saluran pernapasan. Pada suhu panas atau udara kering, lapisan solusio layer (lapisan lendir bening) dapat menguap dan menyebabkan kekeringan.
Menurut Dr.dr. Siti Chandra Widjanantie, SpKFR (K), FAPSR, FISQua, seorang dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi di Poliklinik Rehabilitasi Medis KKHI Makkah, lapisan pelindung alami saluran pernapasan terdiri dari mukus yang melumasi saluran pernapasan dan silia yang membersihkannya.
Lendir saluran pernapasan terdiri dari dua lapisan, yaitu gel layer (lendir kental) dan solutio layer (lendir bening). Pada kondisi suhu panas atau udara kering, solusio layer cenderung menguap terlebih dahulu, menyebabkan lapisan lendir menjadi kering.
Kehilangan cairan dalam lendir saluran pernapasan dapat menyebabkan batuk kering dan lendir yang lengket. Untuk mengembalikan cairan tubuh, minum air cukup penting. Namun, pada lansia atau orang dewasa yang sibuk, kebutuhan akan cairan sering diabaikan.
Pada kondisi panas ekstrem seperti musim haji di Tanah Suci, gejala batuk, tenggorokan kering, dan iritasi saluran pernapasan sering muncul. Pemberian oralit yang mengandung larutan gula garam fisiologis diharapkan dapat memperbaiki lapisan lendir yang kering dan meredakan gejala batuk.
Menjaga kelembaban saluran napas dengan minum air secara bertahap dan menggunakan masker wajah serta penyemprotan air juga dianjurkan. Jika gejala batuk berlanjut, pemberian obat tambahan mungkin diperlukan sesuai dengan perkembangan keluhan.
Informasi ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi hotline Halo Kemenkes di 1500-567 atau via SMS ke 081281562620, serta email [email protected].
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
