27.5 C
Jakarta
Thursday, November 7, 2024

Lulusan S2 China Tidak Ingin Nganggur, Memilih Bekerja Mengurusi Jenazah

Di China, sedang terjadi krisis pasar kerja yang membuat banyak lulusan universitas ternama memilih pekerjaan di luar kompetensi daripada menganggur. Menurut laporan South China Morning Post, baru-baru ini terjadi lonjakan pelamar untuk posisi kremator di pusat pemakaman di Guangzhou, China Selatan.

Pekerjaan kremator ini melibatkan kremasi jenazah di krematorium. Persyaratan posisi ini termasuk pendidikan tinggi, SIM, dan izin tinggal permanen. Pekerja diharuskan bekerja malam hari dan melakukan tugas-tugas yang mungkin menyeramkan, seperti menyentuh dan menggerakkan jenazah. Meskipun gajinya tidak sebesar rumor yang beredar, banyak pelamar tertarik dengan posisi ini.

Menariknya, banyak pelamar kremator ternyata merupakan lulusan dari universitas bergengsi. Ada yang lulusan S2 filsafat dari Chinese University of Hong Kong, serta lulusan arsitektur dan kimia dari universitas ternama di Guangzhou. Hal ini mencerminkan kondisi pasar kerja yang tidak stabil di China, dengan tingkat pengangguran di kalangan usia muda yang semakin meningkat.

Data dari Biro Statistik Nasional mengungkapkan bahwa tingkat pengangguran di kelompok usia 16-24 tahun mencapai 15,3%, sementara di kelompok usia 25-29 tahun mencapai 7,2%. Diperkirakan angka ini akan terus meningkat, terutama dengan 12 juta lulusan yang akan mencari pekerjaan pada musim panas tahun 2024.

Di tengah kondisi yang sulit, banyak lulusan memilih untuk bekerja di luar bidang kompetensinya daripada menganggur. Hal ini menunjukkan betapa seriusnya masalah pengangguran di China dan meningkatnya tekanan dalam mencari pekerjaan.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru