Elon Musk, seorang donatur besar untuk kampanye Trump dalam Pilpres AS 2024, namun kini menjadi pihak yang berseberangan, telah menyuarakan kritik terhadap “One Big Beautiful Bill Act”. Menurut CEO Tesla dan SpaceX tersebut, RUU tersebut akan menyebabkan kerugian besar bagi AS dan mengakibatkan hilangnya jutaan pekerjaan. Musk menilai RUU tersebut sebagai sesuatu yang gila dan merusak, karena memberi subsidi pada industri masa lalu sementara merugikan industri masa depan. Pengesahan RUU ini menurut Musk akan menjadi bunuh diri politik bagi Partai Republik.
Kritik Musk terhadap RUU tersebut juga dapat dipengaruhi oleh dampak langsungnya pada bisnisnya. Tesla, perusahaan mobil listrik dan penyedia solusi energi terbarukan, sangat tergantung pada insentif pemerintah. Penghapusan kredit pajak kendaraan listrik dalam RUU One Big Beautiful Bill Act dapat berpotensi membuat Tesla mengalami kerugian hingga USD 1,2 miliar menurut analisis JPMorgan Chase. Hal ini dapat membuat produk Tesla kurang kompetitif di mata konsumen. Musk menolak keras RUU tersebut, terutama karena besarnya anggaran yang diusulkan serta ketentuan menaikkan plafon utang negara sebesar USD 5 triliun.
Kritik Musk terhadap RUU One Big Beautiful Bill Act telah memicu kontroversi dan membuka konflik dengan pemerintahan sebelumnya. Keputusan untuk menentang RUU tersebut tidak hanya didasari oleh kekhawatiran terhadap industri masa depan, tetapi juga dampak yang bisa dirasakan secara langsung oleh bisnisnya. Musk mempertahankan keyakinannya bahwa RUU tersebut tidak menguntungkan bagi AS dan dapat merugikan banyak pihak, termasuk bisnisnya sendiri.