29 C
Jakarta
Sunday, July 20, 2025

Larung Tumpeng: Tradisi Sakral Nelayan Pacitan

Suasana kebersamaan dan rasa syukur tampak menghiasi peringatan Festival Nelayan Pacitan yang diselenggarakan di Halaman Gedung Grhatama Jaladri, UPT P3 Tamperan Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim pada Kamis (26/6/2025). Pagi-pagi, ratusan nelayan dan anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) bersama-sama membawa tumpeng sebagai bentuk syukur atas hasil laut yang melimpah. Ahmad Andri Hermansyah, Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pacitan, mengungkapkan bahwa sebanyak 100 tumpeng dikumpulkan untuk acara tradisional kembul bujono sebagai wujud doa dan solidaritas di antara nelayan. Selain kembul bujono, dua tumpeng suci yang dihiasi dengan janur turut diarak dan dilarung ke laut sebagai sedekah laut. Tradisi ini melambangkan penghargaan dan ucapan terima kasih nelayan atas rezeki yang didapat dari laut.

Wakil Bupati Pacitan, Gagarin, yang juga hadir dalam acara tersebut mengapresiasi pelestarian tradisi larung tumpeng sebagai bagian dari kearifan lokal yang harus dijaga. Ia menekankan potensi besar sumber daya ikan di garis pantai Pacitan yang mencapai 70,7 kilometer. Menurut Gagarin, tradisi ini adalah ungkapan syukur kepada Allah SWT, upaya pelestarian budaya, dan sarana untuk mempererat hubungan antara nelayan dan masyarakat. Setelah doa bersama, peserta acara berkumpul untuk menikmati tumpeng yang disediakan.

Prosesi larung dua tumpeng suci dilakukan menuju Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan dengan partisipasi langsung Bupati Pacitan, Indrata Nur Bayuaji, Ketua DPRD, serta jajaran Forkopimda. Mereka memimpin prosesi sakral tersebut menggunakan kapal nelayan, diikuti oleh puluhan kapal lain yang membawa nelayan dan warga sekitar. Keseluruhan acara memperlihatkan kekompakan dan kebersamaan dalam menghormati laut sebagai sumber rezeki bagi nelayan Pacitan.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru