Di tengah situasi politik global yang makin tak menentu, penting bagi kita untuk memilih destinasi liburan yang aman. Menurut laporan tahunan Global Peace Index (GPI) 2025 yang dirilis oleh Institute for Economics and Peace, lima besar negara paling damai di dunia tahun ini adalah Islandia, Irlandia, Selandia Baru, Austria, dan Swiss. Negara-negara paling aman ini memiliki institusi yang kuat, tingkat korupsi rendah, dan infrastruktur yang baik, menjadi indikator “perdamaian positif” dan menjadikan mereka sebagai destinasi wisata yang ideal.
Inggris naik dua posisi ke peringkat ke-30, sementara Amerika Serikat berada di peringkat ke-128. Laporan GPI juga menyoroti fakta bahwa negara-negara paling damai cenderung menarik lebih banyak wisatawan. Pendiri IEP, Steve Killelea, menekankan bahwa kedamaian tidak hanya penting untuk keamanan, tetapi juga berdampak pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Namun, sayangnya, laporan GPI 2025 mencatat tren penurunan tingkat kedamaian global. Jumlah konflik antarnegara terus meningkat, bersamaan dengan tingkat militerisasi. Rusia menjadi negara paling tidak damai di dunia, diikuti oleh Ukraina, Sudan, Republik Demokratik Kongo, dan Yaman. Wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara masih merupakan kawasan paling tidak damai secara global.
Eropa Barat dan Tengah mungkin menjadi rumah bagi 8 dari 10 negara paling damai, namun tren selama empat tahun terakhir menunjukkan penurunan tingkat kedamaian di kawasan tersebut. Hal ini disebabkan oleh peningkatan korban konflik, fragmentasi geopolitik, dan memudarnya kohesi sosial. Killelea menggambarkan situasi ini sebagai The Great Fragmentation, perubahan besar dalam tatanan dunia yang belum terlihat sejak era Perang Dingin.
