Korea Selatan sedang menghadapi masalah sosial berupa penurunan jumlah populasi karena semakin banyak warga yang enggan menikah dan memiliki anak. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah sedang mempertimbangkan memberikan insentif sebesar 100 juta won atau sekitar Rp 1,1 miliar untuk setiap bayi yang lahir. Komisi Anti-Korupsi dan Hak-Hak Sipil sedang melakukan survei untuk mengukur respons publik terhadap gagasan ini.
Angka kelahiran di Korea Selatan telah mencapai rekor terendah yakni 0,72 individu per wanita pada tahun 2023 dan diproyeksikan akan terus menurun menjadi 0,6 pada tahun 2024. Penurunan ini menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya krisis demografi di negara tersebut. Saat ini, orang tua yang memiliki anak di Korea Selatan menerima bantuan antara 35 hingga 50 juta won melalui program insentif dan dukungan hingga anak mencapai usia 7 tahun.
Pemerintah berencana memberikan insentif dalam jumlah besar sekali bayi lahir, terinspirasi oleh tindakan perusahaan konstruksi Booyoung Group yang memberikan 100 juta won per kelahiran kepada karyawannya. Langkah ini diharapkan dapat membantu meningkatkan angka kelahiran yang terus menurun di Korea Selatan.