Titiek Soeharto, Calon Ibu Negara Pendamping Prabowo 2024
Jakarta, CNBC Indonesia – Titiek Soeharto kembali menjadi sorotan publik setelah Calon Presiden Prabowo Subianto memenangi Pemilu 2024 versi hitung cepat dari berbagai lembaga survei. Banyak pihak berprasangka bahwa Titiek bakal menjadi ibu negara pendamping Prabowo mengingat keduanya sempat menjalin pernikahan sebelum akhirnya resmi bercerai pada tahun 1998.
Namun, sebelumnya bagaimana perjalanan hidup Titiek Soeharto?
Siti Hediati Harjadi atau Titiek lahir di Semarang, pada tanggal 14 April 1959, sebagai anak ke-4 dari pasangan Soeharto dan Siti Hartinah. Sejak kecil, Titiek hidup berkecukupan karena ayahnya berprofesi sebagai tentara.
Saat lahir, ayahnya masih berpangkat kolonel. Namun, pangkat dan jabatannya melesat dalam waktu kurang dari 10 tahun. Pada tahun 1966, ayahnya sudah menjadi Jenderal Bintang Empat sekaligus Presiden Republik Indonesia ke-2.
Menjadi anak jenderal dan presiden membuat hidup Titiek sudah lebih dari cukup. Soal pendidikan, dia tercatat pernah sekolah di setiap jenjang pendidikan, termasuk menjadi mahasiswi di Fakultas Ekonomi UI. Saat di UI, dia diketahui berteman dengan Agus Martowardojo, sosok yang di masa depan menjadi Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2018. Agus mengatakan bahwa Titiek diajak teman kuliahnya untuk bergabung dengan Maharani Holding.
Pacaran dengan Prabowo
Masa-masa kuliah Titiek terekam oleh dosen yang kelak jadi mertuanya, Soemitro Djojohadikusumo. Lewat biografi Jejak Perlawanan Begawan Pejuang (2000), Soemitro bercerita bahwa Titiek lebih suka duduk di belakang kelas dan pernah mengulang mata kuliah yang diampu Soemitro. Ketika Titiek diperkenalkan pertama kali sebagai pacar oleh Prabowo, Soemitro lantas mengatakan, “She looks familiar.” Dari pertemuan tersebut, keduanya lantas menjalin hubungan lebih lanjut. Prabowo yang berusia 32 tahun dan Titiek yang berusia 24 tahun, menikah pada tahun 1983.
Setelah pernikahan itu, Titiek praktis menjadi istri dan ibu rumah tangga. Dia sempat melupakan kuliahnya di UI karena sibuk di kegiatan istri tentara. Kesibukan ini semakin menjadi-jadi usai dia dikaruniai anak pada tahun 1984. Meski bertambah sibuk, Titiek tetap sebisa mungkin lulus kuliah. Usai memenuhi syarat kelulusan, seperti urusan nilai dan skripsi, Titiek Soeharto akhirnya meraih gelar sarjana pada tahun 1985. Sebagaimana dipaparkan Siti Hartinah Soeharto (1992), dia jadi sarjana pertama di keluarga Soeharto saat saudara-saudaranya selalu gagal lulus kuliah.
Berbisnis dengan adik Prabowo
Joe Studwell dalam Asian Godfathers: Menguak Tabir Perselingkuhan Pengusaha dan Penguasa (2009) menyebut bahwa Titiek sempat berbisnis semen dengan adik ipar, Hashim, pada tahun 1988. Dia juga memiliki saham di bisnis milik kakaknya, Tutut. Tak hanya itu, Titiek juga aktif di kegiatan filantropis sebagai pengurus beberapa yayasan milik keluarga.
Semua itu berjalan lancar, sebelum prahara terjadi pada tahun 1998. Pada tahun tersebut, kehidupan Titiek mulai berbeda. Sang ayah sudah tak lagi menjadi presiden. Begitu pula hubungan dengan suaminya yang juga berakhir.
Setelahnya, selain fokus berbisnis, Titiek juga sudah mulai berpolitik. Di masa reformasi, dia tercatat pernah jadi bagian kepengurusan Partai Golkar sekitar tahun 2004. Kemudian dia juga sempat mendirikan partai baru bersama saudara-saudara bernama Partai Berkarya pada tahun 2018-2019. Kini, dia aktif menjadi pengurus Partai Gerindra dan mencalonkan diri sebagai legislator di Pemilu 2024.