Bapak sukses yang berhasil mendidik putra-putranya menjadi tokoh-tokoh berpengaruh berasal dari Samarkand, yang kini merupakan bagian dari Uzbekistan. Sosok tersebut adalah Syekh Ibrahim as-Samarqandi. Bersama istri cantiknya, Dewi Condrowulan, yang berasal dari Kerajaan Campa dan sudah memeluk Islam, mereka memiliki dua putra, yaitu Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel, yang menjadi Mahaguru di Pesantren Ampeldenta, dan Ali Murtadho, yang menjadi penyebar agama Islam hingga ke Bima dan dikenal sebagai Raja Pandita Bima.
Sebelum tiba di Tanah Jawa, Ibrahim Asmoroqondi bersama kedua putranya singgah di Palembang, dimana ia berhasil mempengaruhi Adipati Palembang, Arya Damar, untuk memeluk agama Islam. Kemudian, mereka melanjutkan perjalanan menuju Kerajaan Majapahit dan singgah di Tuban. Di Tuban, Syekh Ibrahim Asmoroqondi berdakwah kepada penduduk setempat sebelum akhirnya wafat dan dimakamkan di sana.
Makam dari Bapak Sunan Ampel berada di Dusun Rembes, Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban. Komplek makam Syekh Ibrahim Asmoroqondi terletak dekat Pelabuhan Tuban, yang dulunya merupakan pelabuhan internasional saat masa Kerajaan Majapahit. Dari Jalan Daendels, komplek makam tersebut hanya berjarak sekitar 200 meter di selatan jalan.