Abdullah Al Qasemi, seorang tokoh Islam yang kontroversial, pernah membuat gempar Timur Tengah lebih dari tujuh puluh tahun yang lalu. Meski dibesarkan dalam ajaran Islam oleh ayahnya di Buraydan, Arab Saudi, Qasemi tumbuh menjadi seorang intelektual yang mendalami kajian agama dan bahasa Arab. Studi lanjutan di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, membantu memperkaya pandangan Qasemi tentang rasionalitas dalam masyarakat Arab.
Sebagai pendukung gerakan Salafi, Qasemi gigih mempertahankan prinsip-prinsip Islam tradisional dan menentang bid’ah. Namun, dukungannya terhadap gerakan ini mengakibatkan pengusirannya dari Al-Azhar pada tahun 1931. Ini merupakan masa yang menjadi titik balik kehidupan Qasemi, yang pada akhirnya mengubah keyakinannya menjadi seorang ateis yang meragukan Tuhan.
Keputusan Qasemi untuk menjadi ateis terbilang kontroversial dan konten kritiknya terhadap agama dalam buku-buku seperti The Lie to See God Beautiful melarangnya tersebar luas di beberapa negara Timur Tengah. Bahkan, ia pernah menjadi sasaran pembunuhan beberapa kali akibat pemikiran dan pandangan liberalnya.
Selain itu, pemerintah Mesir mengeluarkan aturan ‘persona non grata’ terhadap Qasemi karena khawatir pemikiran ateisnya berkembang di negara tersebut. Meskipun akhirnya mengidap kanker dan meninggal pada 9 Januari 1996, pandangan dan upaya Qasemi untuk menantang norma agama dan masyarakat masih meninggalkan bekas dalam sejarah pemikiran Islam di Timur Tengah.