Perjalanan dimulai dari kompleks makam Raden Rahmat atau yang dikenal sebagai Sunan Ampel. Sosok berdarah biru sekaligus keturunan Bangsa Tionghoa itu jadi salah satu sosok berpengaruh dalam walisongo. Julukan “Bapak Wali Songo” pun tersemat kepadanya.
Julukan sebagai bapak para walisongo tersemat sebab keberhasilan mendidik anak dan menantunya untuk mengikuti jejak dakwahnya menyebarkan Islam tanpa pertumpahan darah. Itulah alasan menjadikan putra dari Syekh Ibrahim As-Samarqandi itu menjadi start perjalanan menyusur sejauh 97 km ke barat.
Darah biru dari Sunan Ampel mengalir dari trah (silsilah keluarga) sang ibunda, Dewi Candra Wulan. Ibunda beliau merupakan putri Kerajaan Campa yang telah memeluk Islam dan menikah dengan Ibrahim As-Samarqandi atau yang sering dikenal Ibrahim Asmoroqondi.
Kerajaan Campa yang pada saat itu berada di wilayah Asia Tenggara pun kuat pengaruhnya akan tradisi cina. Seperti layaknya keturunan Tionghoa, Sunan Ampel memiliki nama yang dalam Bahasa Cina yakni Bong Swi Hoo.
Bong Swi Hoo melakukan dakwah dengan jalur damai dan menghindari jalan kekerasan, sehingga membuat Ampeldenta pada saat itu menjadi tempat mengajarkan etika pada petinggi Kerajaan Majapahit.
“Sunan Ampel atau yang memiliki nama Cina Bong Swi Hoo ini memang diambil dari Tradisi Campa yang kuat dipengaruhi oleh tradisi Cina. Campa itu sendiri meskipun posisi di Asia Tenggara namun dalam sejarahnya, Campa itu kuat dipengaruhi oleh Kerajaan Cina,” ungkap Dr. H. Muhammad Khodafi, M.Si saat kita temui usai Sholat Jumat.
Konstruksi cerita dari asal usul Sunan Ampel sendiri ada dua versi lainnya. Ada yang mengatakan Sunan Ampel itu arab. Ada juga, yang mengatakan orang-orang jawa karena memang tinggal di Jawa.
Karena setelah menikah dengan putri dari Adipati Tuban ke-7, Raden Arya Teja. Sunan Ampel juga menikah dengan putri dari Ki Kembang Kuning, dari situlah anak turunnya yang bercampur-baur dan menjadi wajah Jawa.
Belum ada bukti yang menuliskan secara terang silsilah dari Bapak Wali Songo. Namun, dari beberapa sumber sepakat bahwa Sunan Ampel memiliki garis keturunan cina dari sang ibunda yang merupakan putri bangsawan dari Kerajaan Campa.
Hal tersebut selaras dengan apa yang tim ekspedisi temukan di komplek makam Sunan Ampel, yakni gapura. Gapura peninggalan Raden Rahmat di komplek makam Sunan Ampel yang mengandung unsur Tionghoa.