Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak terkejut, panik, atau salah paham terhadap peringatan potensi Gempa Megathrust di Indonesia. Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, peringatan tersebut sebenarnya sudah pernah disampaikan pada tahun 2018 dan tidak ada yang berbeda dengan yang disampaikan sekarang.
Dwikorita menegaskan bahwa tujuan utama peringatan potensi Gempa Megathrust adalah untuk mempersiapkan masyarakat Indonesia dan bukan untuk menimbulkan ketakutan. Masyarakat diminta untuk lebih giat dalam persiapan mitigasi bencana gempa dan tsunami, serta untuk meningkatkan edukasi kepada publik.
BMKG juga mencatat bahwa Gempa Megathrust yang disebut “Tinggal menunggu waktu” bukanlah peringatan dini, karena gempa tidak bisa diprediksi sejak sebelum peristiwa terjadi. Sebaliknya, BMKG berfokus pada kesiapsiagaan dan persiapan menghadapi potensi gempa kuat dan tsunami.
Ilmuwan Indonesia juga merasa khawatir terhadap zona ‘seismic gap’ Indonesia, seperti Seismic Gap Megathrust Selat Sunda dan Megathrust Mentawai-Suberut, yang berpotensi memicu gempa dahsyat. Megathrust merupakan daerah pertemuan antar-lempeng tektonik Bumi yang dapat memicu gempa kuat dan tsunami.
Dalam menghadapi potensi Gempa Megathrust, masyarakat diminta untuk tetap tenang, berlatih persiapan, mengenal mitigasi, dan mendengarkan para pakar yang memahami kompleksitas masalah tersebut. Diskusi yang terlalu rumit di media sosial diimbau untuk dihentikan, karena yang terpenting adalah kesiapsiagaan dan persiapan menyongsong potensi bencana gempa dan tsunami.
