Musim kemarau sedang berlangsung di Indonesia, namun hujan deras masih terjadi dengan intensitas tinggi. Menurut Kepala BMKG, hal ini bukan karena anomali iklim, melainkan merupakan hal yang wajar terjadi di Indonesia karena letak geografisnya yang berada di antara dua benua, yaitu Australia dan Asia.
Angin monsun dari Benua Asia menyebabkan musim hujan di Indonesia, sedangkan angin monsun timur dari Australia menyebabkan musim kemarau. Pada akhir Juni 2024, 43 persen zona musim di Indonesia sedang mengalami musim kemarau, dengan puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus 2024.
Meskipun musim kemarau sedang berlangsung, hal ini tidak selalu menunjukkan kondisi iklim kering dan panas, karena keragaman iklim di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti fenomena El Nino atau La Nina, Madden Julian Oscillation, suhu permukaan laut, angin darat-angin laut, dan faktor lainnya.
Sebuah kejadian cuaca di Indonesia umumnya merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor iklim tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, dapat dilihat di sini.