27.9 C
Jakarta
Tuesday, October 15, 2024

Kenali Gejala Penyakit Jantung Sejak Dini – Kesehatan Negeriku

Prevalensi penyakit kardiovaskular di Indonesia tinggi karena perubahan gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, pola makan yang tidak seimbang, hipertensi, obesitas, diabetes mellitus, dan kurangnya aktivitas fisik. Perilaku tersebut menjadi faktor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), dimana 50% penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) dr. Siti Nadia Tarmizi, data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi penyakit jantung di Indonesia sebesar 1,5%, sementara prevalensi penyakit jantung koroner sebesar 0,5% pada tahun 2013. Global Status Report on NCD 2019 (IHME) mencatat bahwa 17,8 juta kematian di dunia setiap tahun disebabkan oleh penyakit jantung.

Kalimat dari dr. Nadia pada temu media Hari Jantung Sedunia (HJS) menyebutkan bahwa penyakit jantung iskemik tetap menjadi penyebab kematian utama secara global, sementara di Indonesia, penyakit stroke menjadi penyebab kematian terbesar. Pada tahun 2023, pembiayaan untuk penyakit katastropik di Indonesia mencapai Rp34,8 triliun, di mana penyakit kardiovaskular (jantung dan stroke) memiliki pembiayaan tertinggi sebesar Rp22,8 triliun dalam program JKN.

dr. Nadia juga menjelaskan bahwa perilaku masyarakat seperti merokok, kurang aktivitas fisik, konsumsi buah dan sayur yang minim, serta konsumsi gula, garam, dan lemak berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, terutama pada usia muda.

Penyakit jantung merupakan penyebab utama kematian global selama 20 tahun terakhir. President of Indonesian Heart Association dr. Radityo Prakoso mengatakan bahwa penyakit jantung iskemik memberikan kontribusi tertinggi terhadap persentase kematian tertinggi di antara berbagai penyakit jantung, tidak hanya pada usia tua tetapi juga pada usia muda.

dr. Radityo juga menyebutkan gejala yang mengarah pada penyakit jantung, serta mengingatkan bahwa 80% penyakit jantung dapat dicegah melalui pencegahan primer dan pencegahan sekunder. Perwakilan dari Persatuan Ahli Gizi Indonesia, Dr. Rita Ramayulis, menyoroti pentingnya pengaturan konsumsi gula, garam, dan lemak.

Kementerian Kesehatan RI telah merumuskan strategi PATUH (Periksa, Atasi, Tetap diet, Upayakan, Hindari) dan CERDIK (Cek, Enyahkan, Rajin, Diet, Istirahat, Kelola) untuk mencegah dan mengendalikan penyakit jantung koroner. Temu media Hari Jantung Sedunia tahun 2024 mengangkat tema “Use Heart, For Action” secara global dan tema nasional “Ayo Bergerak untuk Sehatkan Jantungmu”.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru