Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) melaporkan adanya peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Solo, Jawa Tengah. Kemenkes RI menyebutkan, Solo mengalami kenaikan signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa terjadi peningkatan kasus DBD di Solo yang cukup signifikan. Dari enam kasus pada tahun 2023, angka kasus DBD melonjak menjadi 22 kasus dalam satu pekan Maret 2024 berdasarkan hasil surveilans dan monitoring Kemenkes RI setiap pekan.
“Ada peningkatan kasus di Solo dibandingkan 2023. Tadinya hanya enam kasus, saat ini sudah 22 kasus dalam satu minggu ini, tetapi ini memang ada tren peningkatan kasus di seluruh provinsi Jawa Tengah secara umum,” jelas dr. Nadia.
Penyebab utama peningkatan kasus DBD di Solo dan Jawa Tengah disebabkan oleh curah hujan yang tinggi serta musim hujan yang berlangsung sepanjang Januari hingga Maret 2023. Musim hujan dapat memicu perkembangbiakan nyamuk, terutama Aedes aegypti. Selain itu, El Nino juga mempengaruhi siklus kehidupan nyamuk, membuat perkembangbiakan nyamuk menjadi lebih cepat.
Kasus DBD juga dipicu oleh tidak adanya tindakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan 3M plus dari masyarakat. Tindakan pencegahan seperti menguras penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, dan mendaur ulang barang tempat berkembang biak nyamuk Aedes aegypti perlu dilakukan.
Dr. Nadia juga mengimbau masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak, untuk memastikan keluarga terlindungi dari ancaman nyamuk Aedes aegypti dengan menggunakan lotion anti nyamuk dan melakukan tindakan pencegahan PSN dan 3M. Jika muncul gejala demam dalam tiga hari atau kulit terasa dingin pada hari keempat dan kelima, segera mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.
Masyarakat juga perlu waspada terhadap peningkatan kasus DBD dan melakukan tindakan pencegahan yang dianjurkan oleh Kemenkes RI untuk melindungi diri dan keluarga dari serangan nyamuk Aedes aegypti.