Pada tanggal 10 Oktober 2024, Indonesia telah mencapai kemajuan dalam upaya pemberantasan malaria. Sebanyak 77% dari total 514 kabupaten/kota telah menerima sertifikat eliminasi malaria, sementara sisanya berada di jalur yang tepat menuju target tersebut. Meskipun demikian, masih terdapat sekitar 400.000 kasus malaria yang tercatat setiap tahun di Indonesia.
Pemerintah tetap konsisten dalam komitmennya untuk mencapai status bebas malaria pada tahun 2030, sebagaimana tertuang dalam berbagai kebijakan dan peraturan terkait. Dalam rangka memperkuat komitmen ini, Kementerian Kesehatan meluncurkan Peta Jalan Eliminasi Malaria dan Pencegahan Penularan Kembali untuk periode 2025-2045.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menegaskan pentingnya upaya pemberantasan malaria, sebagai bagian dari perang melawan penyakit menular yang mematikan. Malaria, yang disebabkan oleh parasit Plasmodium dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina, menempati peringkat ketiga penyakit paling mematikan di dunia.
Peluncuran peta jalan eliminasi malaria ini diharapkan dapat mendapat dukungan luas dari berbagai pihak, terutama pemimpin negara-negara berkembang, guna meningkatkan kesadaran akan pentingnya upaya pemberantasan malaria. Peta jalan ini disusun melalui konsultasi dengan para ahli dan profesional kesehatan, dengan visi untuk mewujudkan Indonesia bebas dari malaria.
Selain meluncurkan peta jalan tersebut, pemerintah juga telah melakukan berbagai upaya dalam memerangi malaria, seperti memperkuat surveilans, menyebarkan alat rapid test dan mikroskop ke puskesmas, serta memasang laboratorium PCR di seluruh kabupaten/kota. Dengan adanya upaya nyata di lapangan, Indonesia telah mendekati 50% dari target eliminasi malaria yang ditetapkan.
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, optimis bahwa Indonesia dapat menjadi model bagi negara lain dalam upaya pemberantasan malaria di kawasan Asia-Pasifik. Dengan aksi nyata dan kolaborasi dari berbagai pihak, termasuk para pemimpin daerah, Indonesia diyakini dapat mencapai target bebas malaria pada tahun 2030.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan RI, untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline 1500-567 atau kontak melalui email [email protected].
