Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sedang mempersiapkan kebutuhan telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia untuk uji coba pengendalian dengue di Kota Bandung, Jawa Barat. Mereka membutuhkan sebanyak 5,4 juta lebih telur setiap pekan yang akan dikirim dari insektarium Universitas Gajah Mada atau Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu, kasus dengue di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 27.852 kasus dengan 250 kematian. Kota Bandung sendiri memiliki 1.301 kasus dengue dan tujuh kematian. Oleh karena itu, Kemenkes bekerja sama dengan pemerintah Kota Bandung untuk memerangi wabah ini menggunakan teknologi Wolbachia.
Metode pelepasan nyamuk ber-Wolbachia dilakukan dengan cara meletakkan ember berisi air bersih yang menyimpan 250-300 telur nyamuk dengan tingkat penetasan telur sekitar 90%. Ember tersebut diletakkan pada jarak 75 meter per segi untuk mencapai efektivitas yang maksimal. Universitas Gajah Mada, Yayasan Tahija, dan Monash University bekerja sama dalam inovasi program ini selama 10 tahun.
Teknologi Wolbachia terbukti mampu menurunkan incidnce rate (IR) dengue sebesar 77% dan mengurangi risiko perawatan di rumah sakit sebesar 86%. Kemenkes telah mengadopsi teknologi ini dengan menerbitkan Kepmenkes Nomor 1341 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Pilot Project Teknologi Wolbachia di lima kota, termasuk Kota Bandung.