Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa Indonesia adalah negara kedua dengan jumlah kasus Tuberkulosis (TB atau TBC) terbanyak di dunia setelah India. Data Global TB Report 2023 menunjukkan bahwa estimasi jumlah kasus TB di Indonesia mencapai 1,06 juta dengan 134 ribu kasus kematian per tahun.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes RI, dr. Imran Pambudi, menyatakan kekhawatiran atas angka kasus TB yang terus meningkat di Indonesia. Pada tahun sebelumnya, Kemenkes RI menemukan 820.789 pengidap TB di Indonesia.
Menurut dr. Imran, peningkatan kasus TB sebenarnya memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk mengatasi masalah ini secara lebih efektif. Dengan penemuan kasus yang lebih banyak, pemerintah dapat memberikan pengobatan yang tepat dan mengurangi penyebaran penyakit.
Selain itu, dr. Imran juga mencatat tingginya kasus TB pada anak-anak di Indonesia. Pada tahun 2023, Kemenkes RI menemukan 134.528 kasus TB pada anak, lebih tinggi 2,5 kali dari tahun sebelumnya. Cakupan terapi pencegahan TB di Indonesia juga masih rendah, hanya mencapai 2,6% dari target 50%.
Data yang disajikan dr. Imran juga menunjukkan bahwa provinsi Jawa Barat memiliki estimasi kasus TB tertinggi di Indonesia, diikuti oleh Jawa Timur, Sumatra Utara, Banten, dan Sulawesi Selatan. TB disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar melalui percikan ludah saat penderita TB batuk, bersin, atau berbicara.
Gejala penyakit Tuberkulosis yang perlu diwaspadai meliputi batuk lebih dari dua minggu, berkeringat saat malam hari tanpa aktivitas, penurunan nafsu makan, sesak napas, dahak dengan bercak darah, malaise, penurunan berat badan, demam, dan menggigil.
Artikel Selanjutnya
Lagi Musim Hujan, Kemenkes Warning Penyakit Mematikan Ini
(rns/rns)