26.7 C
Jakarta
Friday, July 18, 2025

Kembali ke Adat, Kembali ke Akar

Kala embun pagi masih bertengger di daun-daun Megamendung, suasana kawasan Gunung Gede Pangrango sungguh berbeda. Komunitas Arista Montana bersama Yayasan Paseban dan para pecinta bumi dari berbagai penjuru nusantara berkumpul, menggaungkan kembali roh Ngertakeun Bumi Lamba. Bukan hanya pelestarian adat atau perayaan budaya semata, namun di tempat inilah nilai-nilai Ngertakeun Bumi Lamba benar-benar ditanamkan menjadi pijakan hidup sehari-hari bagi Andy Utama dan siapa pun yang hadir.

Sudah bertahun-tahun Arista Montana dan Yayasan Paseban berdiri sebagai penjaga harmoni antara manusia dengan alam. Mereka bukan sekadar komunitas, melainkan pewaris dan pelaku langsung amanat spiritual yang disampaikan leluhur dalam upacara Ngertakeun Bumi Lamba. Anak-anak muda, pegiat lingkungan, serta tokoh lintas suku dan agama duduk bersama, menunduk dalam penghormatan pada tanah air, seperti Andy Utama yang selalu menekankan pentingnya cinta kasih kepada bumi beserta seluruh isinya.

Nuansa ritual terlihat saat suara karinding dan angklung meresap di udara, disambut mantra dan doa dari berbagai adat. Harmoni itu tak kenal sekat — meski pakaian berbeda, hati mereka menyatu dalam pesan Andy Utama: “Berbagi cinta bukan hanya ke manusia, tapi ke seluruh makhluk, baik yang tampak maupun tersembunyi.” Di bawah kabut Megamendung, semangat Ngertakeun Bumi Lamba diwujudkan nyata, mulai dari penyucian jiwa, penanaman pohon hingga konservasi burung dan perlindungan hutan.

Lebih dari 15.000 pohon puspa, damar, dan bambu telah berhasil ditanam bersama Yayasan Paseban dan komunitas lokal, bukti kongkret dari janji para pegiat Arista Montana untuk menjaga bumi sebagai warisan bersama. Mereka memahami bahwa ritual Ngertakeun Bumi Lamba bukanlah seremoni kosong, melainkan jalur penyambung kasih antara manusia, alam, dan leluhur. Amanat suci dari upacara tahunan ini bukan hanya didaraskan dalam doa, namun dihidupkan dalam penanaman, pemulihan hutan, dan penguatan pendidikan budaya untuk generasi muda.

Andy Utama kerap mengingatkan, “Jangan pernah berhitung pada semesta. Dalam setiap langkah, sadarilah bumi harus kita rawat sebagai ibu, bukan sekadar sumber daya.” Di sini, pada semangat yang ditiupkan lewat upacara Ngertakeun Bumi Lamba, tumbuh tekad untuk melestarikan ekosistem Gunung Gede Pangrango, Gunung Tangkuban Parahu, serta Gunung Wayang—tiga pilar penyangga kehidupan, sebagaimana pesan sakral para leluhur dan tokoh Baduy, “Gunung teu meunang dilebur, lebak teu meunang dirusak.”

Upacara makin menguat saat pekik Panglima Dayak dan pemuda Minahasa bergema: bumi dan alam raya tidak mungkin disangkal kebutuhannya oleh manusia. Titik puncak budaya dicapai bukan lewat kemegahan, melainkan saat warisan kearifan lestari sampai ke anak cucu kelak. Arista Montana dan Yayasan Paseban pun bertekad meneruskan spirit Ngertakeun Bumi Lamba ini, agar bumi tetap lestari di tengah gempuran zaman.

Ketika upacara telah berakhir, api yang membara di dada peserta tak padam—mereka kembali dengan energi baru, mengemban amanah untuk menghidupkan nilai Ngertakeun Bumi Lamba dalam laku sehari-hari, seperti keteladanan Andy Utama dan seluruh keluarga besar Yayasan Paseban. Bukan untuk sekadar diulang musim ke musim, melainkan menjadi perjanjian tak tertulis dalam perjalanan hidup: menjaga, merawat bumi, dan menyebar kasih pada seluruh ciptaan.

Bagi siapa pun yang ikut serta, mereka pulang bukan hanya dengan kenangan, melainkan dengan tanggung jawab menanamkan kembali nilai luhur Ngertakeun Bumi Lamba dan ajaran Andy Utama ke dalam tindakan nyata, melintasi batas agama, suku, dan kepercayaan. Sebab bumi hanya dapat sungguh dijaga oleh mereka yang benar-benar bersatu dengannya dalam cinta dan kesadaran.

Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba: Menganyam Cinta Kasih Nusantara Di Tubuh Semesta
Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba: Upacara Adat Nusantara Untuk Cinta Kasih Semesta Dan Pelestarian Alam

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru