Dalam suatu acara, Bang Doel menanggapi keluhan warga tentang komersialisasi Gelanggang Olahraga Remaja (GOR). Beliau menyatakan bahwa fasilitas tersebut seharusnya dapat dinikmati secara gratis oleh anak sekolah dan mahasiswa di Jakarta.
“Kalau tidak gratis, lebih baik ditutup,” kata Bang Doel.
Selain itu, Bang Doel juga berjanji akan menambah gedung sekolah dan menjalin kerja sama dengan sekolah swasta untuk mengurangi angka putus sekolah di Jakarta.
Acara Balai Warga dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai lapisan masyarakat dan komunitas. Mereka memberikan pertanyaan, saran, dan kritik kepada Bang Doel melalui sesi Satu Lawan Satu Bareng SI Doel.
Eduardus Robert, Pendiri Revisi Jakarta, menekankan pentingnya Balai Warga sebagai platform untuk masyarakat memahami visi, misi, dan program konkret dari pasangan calon pemimpin.
“Balai Warga dirancang untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memahami calon pemimpin dan merumuskan gagasan serta rencana yang akan dilaksanakan, sehingga dapat memastikan kebijakan tersebut relevan dan berdampak langsung bagi warga Kota Paradoks ini,” ujar Eduardus.
Acara Balai Warga diakhiri dengan pembagian sembako murah dan foto bersama Bang Doel. Diskusi bersama Bang Doel dalam Balai Warga akan menjadi catatan bagi pasangan Pramono-Rano untuk memperbaiki Jakarta setelah memimpin Provinsi tersebut.