Bulan Suci Ramadan 1445 atau puasa Ramadan 2024 akan segera tiba. Selama Ramadan, umat Muslim di seluruh dunia akan menjalankan ibadah puasa dengan menahan hawa nafsu, haus, dan lapar sejak fajar hingga matahari terbenam.
Namun, bagi orang-orang yang menderita Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) atau penyakit asam lambung, puasa Ramadan bisa menjadi tantangan tersendiri. GERD terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan karena produksi asam lambung yang berlebihan dan disebabkan oleh melemahnya katup di bagian bawah kerongkongan.
Sebelum memulai ibadah puasa Ramadan, penderita GERD disarankan untuk melakukan persiapan. Dokter spesialis penyakit dalam konsultan Gastroenterohepatologi, dr. Aru Ariadno Sp.PD KGEH, menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Dokter dapat memberikan saran mengenai obat-obatan asam lambung yang aman untuk dikonsumsi selama bulan puasa.
Selain itu, penderita GERD juga perlu merencanakan jenis diet yang akan diterapkan selama bulan Ramadan. Hindari makanan atau minuman yang dapat memicu gejala GERD, seperti kopi, makanan pedas, makanan asam, makanan bersantan, ketan, tape, dan soda.
Asupan yang ideal bagi penderita GERD selama bulan puasa termasuk sahur dengan makanan berserat tinggi, cukup protein, dan hindari karbohidrat tinggi. Saat berbuka puasa, mulailah dengan makanan manis seperti kurma atau teh manis sebelum makan besar. Hindari makanan berat dengan segera setelah berbuka, dan tidur setidaknya dua jam setelah makan besar.
Berdasarkan saran dari dr. Aru, berikut adalah daftar makanan yang perlu dihindari oleh penderita GERD selama berpuasa Ramadan:
– Makanan Pedas
– Makanan Asam
– Makanan Bersantan
– Kopi
– Ketan
– Tape
– Soda
Dengan melakukan persiapan yang matang dan memperhatikan pola makan yang sehat, penderita GERD dapat menjalankan ibadah puasa Ramadan dengan nyaman dan aman.
