Pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1445 H/2024 M, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah melakukan beberapa inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi jemaah haji. Salah satu inovasi utama adalah pengaktifan pos satelit di 11 sektor.
Sebanyak 158 pos satelit, yang didirikan di 11 sektor, menjadi solusi untuk mendekatkan pelayanan kesehatan ke jemaah haji. Pos-pos ini dikelola oleh Tim Kesehatan Haji (TKH) Kloter dan menjadi garda terdepan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada jemaah.
Dengan adanya pos satelit, jemaah haji semakin mudah mengakses fasilitas kesehatan di sektor. “Konsep pos satelit adalah layanan rawat jalan dan rujukan ke KKHI maupun RSAS tanpa memandang kloter jemaah. Layanan ini ditangani bersama-sama oleh TKH Kloter,” kata Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi tahun 1445 H/2024M dr. Indro Moerwoko di KKHI Makkah, 12 Juli 2024.
Selain pos satelit, KKHI Makkah mengadakan Poliklinik Risti Spesialis ke sektor. Tujuannya, mendekatkan layanan KKHI Mekkah ke sektor dan mengidentifikasi jemaah dengan risiko kesehatan tinggi untuk mempertahankan status istithaah kesehatan dengan konsep KKHI menyapa sektor.
dr. Indro menguraikan, Poli Risti Spesialis melakukan penapisan jemaah risti berat dengan menggunakan alat pemeriksaan dokter spesialis jantung (SpJP), spesialis paru (SpP), dan spesialis penyakit dalam (SpPD), serta alat mobilisasi dari dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi (SpKFR).
Lebih lanjut, dr. Indro menjelaskan mengenai skrining penyakit di kloter dan sektor dengan menggunakan alat-alat berikut: Penyakit Jantung, Paru, dan Penyakit Dalam.
Inovasi selanjutnya dengan Penguatan Tata Laksana Penyakit, di mana langkah-langkah tertentu diambil untuk masing-masing kondisi.
KKHI Makkah juga berinovasi dengan menerapkan strategi Promosi Kesehatan (Promkes) di sektor, dengan tujuan mendekatkan layanan promosi kesehatan kepada jemaah haji.
Selain itu, KKHI Makkah melakukan pengelolaan data badal dan safari wukuf dengan konsep “data badal dan safari wukuf awal” untuk mengurangi risiko jemaah haji tidak dibadalkan atau disafariwukufkan.
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI, dan dapat diakses melalui nomor hotline Halo Kemenkes 1500-567, SMS 081281562620, dan email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid.