Amerika Serikat (AS) masih menghadapi masalah inflasi tinggi yang berpotensi mempengaruhi Bitcoin dalam jangka pendek. Data terbaru dari Biro Analisis Ekonomi AS menunjukkan peningkatan pada Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), yang digunakan oleh Federal Reserve (the Fed) untuk mengukur inflasi. Pada Februari 2025, pendapatan pribadi naik 0,8 persen dan indeks PCE naik 0,4 persen, menandakan bahwa inflasi di AS masih tinggi. PCE Inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi, naik 0,4 persen pada bulan yang sama dan 2,8 persen dalam setahun terakhir.
Analis kripto Ali Martinez memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi ini bisa menunda pemotongan suku bunga oleh The Fed, yang berdampak pada pasar, terutama aset berisiko seperti Bitcoin. Ketidakpastian ini dapat merugikan momentum Bitcoin jika suku bunga tidak mengalami penurunan. Kondisi ini juga pernah terjadi sebelumnya dimana kebijakan moneter yang ketat mengurangi minat terhadap aset berisiko. Saat ini, harga Bitcoin menurut laporan Krak3n turun 0,67 persen menjadi USD 85.408,12. Jika inflasi tetap tinggi dan pemotongan suku bunga ditunda, Bitcoin mungkin merasakan dampaknya.