Belakangan ini, gerakan coblos tiga pasangan calon di Pilkada Jakarta 2024 tengah menjadi perbincangan di media sosial. Gerakan ini telah menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Gerakan tersebut berawal dari dorongan beberapa pihak yang ingin melihat keragaman opsi calon pemimpin Jakarta untuk periode selanjutnya. Dengan adanya tiga pasangan calon yang diusung, diharapkan akan memberikan pilihan yang lebih banyak bagi pemilih untuk memilih sesuai dengan preferensi dan aspirasi masing-masing.
Namun di sisi lain, beberapa pihak menilai bahwa gerakan coblos tiga pasangan calon ini dapat memecah belah suara pemilih dan memperbesar kemungkinan terjadinya pemilihan ulang (pilkada putaran kedua) yang akan menghabiskan waktu dan biaya. Selain itu, kemungkinan terjadinya polarisasi di masyarakat juga menjadi concern tersendiri.
Hingga saat ini, masih terus terjadi diskusi dan perdebatan mengenai manfaat dan risiko dari gerakan coblos tiga pasangan calon ini. Yang jelas, penting bagi masyarakat untuk tetap bersikap bijak dan mengedepankan kepentingan bersama dalam menentukan pilihan pemimpin yang terbaik untuk Jakarta ke depannya.